Menjelajahi Keraton Solo dan Taman Sri Wedari

20140806_123043

Duh, maaf ya saya benar-benar (alasan klasik) sibuk untuk mengupdate tulisan di blog ini. Rasa-rasanya saya sendiri juga hampir melupakan tugas dari kuliah saya kemarin dalam mengisi jawaban kuliah online. Ah.. skripsi ini benar-benar menyita waktu saya. Jadi gimana kelanjutan skripsinya? Oke skip. I don’t want to speak about my research. 😐

Sepertinya ini menjadi tulisan tertunda. Saya berencana memposting tulisan ini sekitar sebulanan yang lalu. Tapi, belum terlaksana karena ya itu tadi. Di entar-entarin lama-lama jadi terlupakan. Sama halnya dengan perjalanan saya ke Medan. Rasanya, sudah setahun yang lalu dan saya masih belum menuliskan di blog ini. *pentungin pemalas* Hahahaha.

Okay, jadi ceritanya begini kawans. Saya ini orangnya penasaran. Dari dulu, ketika saya hidup di Klaten, saya selalu suka nanya ke Simbok atau Kakek saya mengenai keraton Yogya maupun Solo. Tetapi, setiap acara muludan, kami sempatkan untuk berkunjung ke Solo melihat kebo bule yang konon namanya Mbah Slamet.

Masih terekam di ingatan saya, bentuk dari alun-alun dan bagaimana abdi dalem dari keraton tersebut. Kemudian, saya beranjak dewasa dan saya pindah ke Jakarta. Sedikit melupakan tentang keraton, tapi kemudian saya berencana akan mengunjungi tempat itu suatu saat nanti ketika saya dewasa, dan ketika saya mempunyai uang sendiri.

Finally, waktunya dateng juga. Lebaran 2014 ini sesuatu. Saya mempunyai banyak waktu liburan. Tetapi, namanya juga lebaran, selama masih suasana lebaran mau liburan selama apapun gak akan cukup, ya? Masih merasakan kemenangan untuk berkunjung kerumah sanak-saudara, menyambung silaturahmi, dan tentunya berbagi cerita selama di perantauan. Ah, saat-saat itu menjadi menyenangkan dengan keluarga.

Lebaran tahun ini saya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di Klaten. Mama memutuskan untuk berangkat lebih dahulu ke Jakarta. Saya akhirnya mengantarkan Mama ke Stasiun Klaten, dan kemudian saya naik kereta menuju Solo bertemu dengan sahabat saya disana. Dan perempuan cantik itu bernama Mbak Intan Sawitri. Lama saya tidak berjumpa dengannya, merindulah saya dengannya. Dan pastinya hari ini akan menjadi menyenangkan! Yiayy..

Saya yang hanya mengandalkan pengalaman naik kereta listrik di Jakarta memberanikan diri naik kereta menuju Solo. Tadinya, saya penasaran yang namanya Solo Balapan, tapi kata Mbak Intan lebih baik saya turun di Purwosari saja. Yasudah saya menurut apa katanya Mbak Intan. Jadilah saya menunggu distasiuan hampir 2 jam. 1 jam pertama menunggu barengan Mama, kemudian Mama berangkat terlebih dahulu naik Argo Lawu, dan saya menyusul 1 jam kemudian naik kereta Sri Wedari yang dibandrol seharga Rp. 10.000,- harga yang cihui, kan?

20140806_083721

Sambil saya sedih karena Mama berangkat duluan, dan saya melambaikan tangan, moment-moment seperti itu menjadi menyedihkan kalau saya mengingat kenangan masa kecil saya dulu. Walaupun saya tahu bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan, pun pasti sebaliknya hanya waktu saja yang akan menjawab kapan pertemuan itu terjadi lagi. Saya menunggu di stasiun untuk kereta yang mengantarkan saya ke Purwosari. Saya tidak ada teman, hanya sendirian. Saya lihat seorang Ibu duduk sendirian. Saya ajak bicara, dan akhirnya Ibu tadi menjadi teman saya sampai dengan berpisah di Stasiun Purwosari. Seorang Ibu yang saya tidak tahu siapa namanya, yang banyak bercerita tentang Solo, kehidupan pekerjaan dia, dan kehidupan lamanya di Jakarta. Semoga, ada saatnya nanti saya bertemu kembali dengannya. Saya melambaikan tangan perpisahan sama Ibunya saat di Purwosari. Awal yang hebat untuk hari ini. 🙂

Akhirnya saya bertemu dengan Mbak Intan. Yah ampun Mbak. If you know what im feeling.. I feeling soo soooooooooooo happy to see you again. Sooooooooooo exited for exploring Solo Today. Its like my dream come trueeeeeeeeeeeeee. Thanks a lot for accompanying me today. :*

Saya diajak naik TransSolo. Aduhai, ini Bisnya walaupun gak sebesar Transjakarta, tapi jangan lupa ketika di haltenya bilang saja mau kearah mana gitu yah. Jangan main asal naik aja. Nanti yang ada kalian nyasar lagi 😐 tarifnya Rp.3.500,- juga kalo gak salah sekitar segitu. Saya lupa. Dan akhirnya perjalanan kami berlanjut..

Kami naik becak. Sebelum pintu masuk alun-alun Solo biasanya banyak becak menunggu penumpang disitu. Saran saya, sewa saja becaknya hitungan jam. Jangan pertujuan karena nanti kalian akan capek didalam komplek keraton berjalan. Setelah deal harganya, akhirnya saya naik becak juga. Rasanya gimana? Romantis. Saya bahkan bisa mendengar angin berhembus, jalanan aspal, dan kayuhan Bapak pengayuh sepedanya. Semua itu tidak ada duanya. Saya dan Mbak Intan bercerita panjang lebar. Dan, akhirnya saya menemukan objek untuk foto. Well, saya berfoto bersama prajuritnya. Oh ya, kalau kalian ditawari oleh tukang foto keliling ada baiknya nego dulu harganya yah, takutnya sudah terlanjur tercetak dan kalian tercengang mendengar harganya. ^_^

20140806_151632

Setelah itu, saya masuk ke Keraton Solo. Dan berfoto-fotolah sepuasnya saya disini sama Mbak Intan. Nanti, akan kalian temukan air minum dari sumbernya asli. Konon, sumbernya ini tidak akan kering bahkan dalam keadaan kemaraupun. Seikhlasnya saja untuk mengganti air minum segelas ini. Dibasuh mukanya, dan sesuai kepercayaan dan mitosnya, air ini bisa menjadi penyembuh dari sakit, atau dimudahkan urusannya. Jadi, ya balik lagi ke diri masing-masing yah, kawans. 🙂

20140806_124138

Setelah puas berfoto dan menjelajahi dalam Keraton Solo, kami menelusuri alun-alun yang ada kerbau bulenya. Tadinya saya penasaran seperti apa bentuknya, dan taraaa setelah melihat saya langsung mengagumi ciptaan Allah. Satu lagi seperti keajaiban, kerbau ini bentuknya lain daripada yang pernah ada dipikiran saya. Kerbaunya tampan benar-benar seperti bule. Saya saja melihatnya gemas untuk berfoto dengan mereka. Gimana para turis yang lain, yah? :p

20140806_131605

20140806_130402

Solo itu identik dengan yang namanya Pasar Klewer. Disini pusat batik terbesar yang ada di Solo. Saya kalau ada uang juga maunya mampir kesitu, berhubung budgetnya pas-pasan saya jadinya tidak mampir. Hanya melintas saja, kemudian perut inipun sudah minta jatahnya. Dan, saya di Tlaktir nasi timlo solo. Kata Mbak Intan itu makanan khas Solo yang enak. Wahwah, saya penasaran. Dan pas sudah ditempatnya ada penyanyi jalanan yang menghibur kamu. Suasanya menyenangkan, dipinggiran jalan yang wah asik deh. Rasa nasinya juga enak, kayaknya bisa sewaktu saat nanti saya datang kesana lagi untuk menikmatinya. 😀

20140806_133941

Sudah selesai makan, saya meminta Mbak Intan menemani saya untuk mencari oleh-oleh pesanan Mercu Caur yang kece itu, dan bocah-bocah dikantor. Haduh, saya tapi lupa nama pasarnya apa, jadi maafkan yah. 😐 tapi yang saya ingat, posisi pasarnya dekat dengan Klenteng yang ada didepannya. Karena kami naik becak dari depan situ. Saya bahkan sempat berfoto di depan Klenteng itu dong. Sebelum pulang, saya penasaran sama pembicaraan Ibu yang tadi di stasiun untuk mampir ke taman, dimana taman itu menjadi nama kereta yang tadi saya gunakan untuk mengantarkan saya ke Solo. Taman itu bernama Sri Wedari. Walaupun Mbak Intan tahu bahwa didalam taman itu tidak ada apa-apa selain hiburan anak-anak, tetapi saya kepengen banget mampir kesana. Dan terima kasih banyak Mbak Intan sudah mau menemani.

20140806_143322

Di taman Sri Wedari, saya akhirnya bisa cerita hati kehati sama Mbak Intan. Namanya juga perempuan, lama tidak bersua, pasti ada saatnya dimana kita harus membagi cerita. Mau tentang apapun. Hubungan percintaan, jodoh, keluarga, cita-cita, apa yang sudah dicapai, dan apa yang akan menjadi rencana selanjutnya. Semuanya menjadi bahasan kita mengobrol siang itu. Dan sambil kami mengobrol, sambil juga Bapak tukang becaknya membeli es. Haduh saya ikutan pengen. *ngeces*

20140806_145906

Akhirnya waktu sudah menunjukkan jam 3 sore, karena di jawa itu kalau sudah jam 6 harusnya perempuan sudah dirumah untuk beristirahat. Jadi, saya tidak boleh kemaleman untuk kembali ke rumah. Apalagi saya tahu, Simbok pasti khawatir dengan saya. Karena saya tidak tahu jalanan di Jawa dan dengan nekatnya saya jalan sendirian. Naik kereta pula. Simbok tersugesti, bahwa naik kereta adalah suatu perjalanan yang jauuuuuuuuuuuuh sekali, walaupun kenyataannya tidak. Jadi saya harus bergegas kembali ke stasiun.

Dan moment-moment perpisahan itu datang lagi. Feeling so sad, when I should leave this place, also Mbak Intan. 😦 I wish someday I can back again. Saya akhirnya mendapat kereta Madiun Jaya, karena kereta Prambanan Ekspress ataupun Sri Wedari sudah jalan. Tiket kereta ini lebih mahal dari Sri Wedari, tetapi fasilitasnya juga lebih bagus. Harga Tiketnya Rp. 20.000,- dan saya harus melambaikan tangan ke Mbak Intan sebagai tanda perpisahan. Thanks a lot Mbak Intan. Jangan kapok yah. ^_^

20140806_121614_LLS

Dan akhirnya saya ketiduran di kereta, sambil mengingat-ngingat kenangan semasa kecil saya menunggu kereta Senja Bengawan datang dari Solo. Rasanya sakit itu masih ada, ketika saya harus berpisah dengan Bapak dan Mama karena mereka merantau ke Jakarta. Takapa, karena hijrah kesuatu tempat karena menuju kebaikan Insya Allah ada pahala dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Akhirnya sampai juga saya di stasiun jam 5 sore, kemudian saya naik motor dari Klaten ke Cawas dan sampai dirumah Alhamdulillah pas maghrib. Saat itu juga Mama sms bahwa dia sudah sampai di Jakarta dengan selamat. Alhamdulillah. Hari ini saya senang dan pengalaman dalam hidup saya yang menyenangkan.

Dan ini ringkasan biaya perjalan saya:
1. Kereta Sri Wedari Klaten – Solo Rp. 10.000,-
2. Kereta Madiun Jaya Solo – Klaten Rp. 20.000,-
3. TransSolo PP berdua Rp. 14.000,-
4. Becak muterin Keraton Rp. 40.000,-
5. Becak Pasar ke Sri Wedari Rp. 40.000,-
6. Sumbangan Foto Prajurit Rp. 10.000,-
7. Sumbangan Foto Kereta Rp. 20.000,-
8. Tiket Masuk Keraton berdua Rp. 20.000,-

Dan sebagian banyak semua ditlaktir Mbak Intan. Huwah, Thank so much yah, Mbak :*

Wisata itu gak harus yang mewah dan mahal. Adakalanya kita harus mengenal budaya kita sendiri. Mulailah mencintai hal yang kecil dan melekat dalam diri kita, sebelum mencintai hal besar yang sulit digapai. Jadi, kapan kalian mau main ke Keraton Solo? Semoga secepatnya ya! 😉

Dan ini gambar-gambar kami lainnya. 😀

This slideshow requires JavaScript.

Jakarta, 18 Oktober 2014
00.47 WIB

With Love,

sign

2 thoughts on “Menjelajahi Keraton Solo dan Taman Sri Wedari

Leave a comment